Selasa, 27 Juli 2010

Sebuah Pengantar

Banyak orang mengaku-ngaku sebagai “Salafî” atau “Ahlus Sunnah”. Namun, sayangnya pengakuan mereka ini hanyalah sekedar pengakuan belaka tanpa diiringi dengan bukti dan hujjah atas klaim mereka. Apalagi sebagian mereka masih jâhil terhadap hakikat dan sifat salafî sejati, namun dengan bangganya sebagian mereka ini mengaku sebagai satu-satunya salafî dan selainnya adalah mubtadi’ (ahli bid’ah).

Sungguh fenomena ini adalah fenomena yang banyak dan tampak di depan mata. Sebagian kaum yang mengaku-ngaku salafî itu, bersikap keras dan bengis terhadap saudara mereka se-Islâm. Mereka tidak mau menjawab salam apalagi memberi salam. Wajah mereka dingin dan tidak mudah senyum. Apabila berbicara, yang senantiasa keluar dari lisan mereka adalah, “Fulan dan Fulan seperti ini”, “Fulan dan Fulan melakukan ini” dan senantiasa berkisar terhadap Fulan dan Fulan… tanpa mengingkari perlunya membicarakan tentang perseorangan yang memang diperlukan saat itu.

Berikut ini adalah penjelasan Fadhîlatusy Syaikh Zaid bin Mu­ĥammad bin Hâdi al-Madkholî, yang saya sarikan dari buku beliau yang sangat bermanfaat, “Quthūf min Nu’ūtis Salaf wa Mumayyizât Manhajuhum fî Abwâbil ‘Ilmi wal ‘Amal” [Dârul Manhaj, cet. I, 1424]. Buku ini walaupun tipis namun sarat akan faidah dan manfaat. Di dalamnya beliau menjelaskan hakikat salafî dan manhaj mereka yang khas di dalam ilmu dan amal. Di dalam buku ini, beliau terangkan hakikat manhaj salaf yang sebenarnya, yang semoga orang yang antipati dengan manhaj salaf menjadi simpati, dan orang yang mengaku-ngaku sebagai salafî namun amal dan ilmunya tidak mencerminkannya mau berkaca.

Akhirnya, semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat, baik untuk diri saya pribadi maupun untuk ummat Islâm.